Sabtu, 07 Juni 2014

Kamis Paskah Kenaikan - (A) 2014

Suatu ketika, seorang teman menceritakan pengalaman pribadinya sebagai berikut. "Pada waktu ayah mau meninggal, kami sebagai anak-anaknya dikumpulkan untuk diberi nasihat. Nasihat yang diberikan sama seperti yang selalu dipesankan bagi kami dalam setiap kesempatan. Sejak kecil, kami sekeluarga dididik untuk hidup rukun dan saling membantu. Melalui nasihat dan tindakan keras, ayah menghendaki agar anak-anaknya bisa hidup rukun dan saling membantu".


Sebelum naik ke surga, Yesus meninggalkan pesan kepada para murid untuk bersaksi; bersaksi tentang apa yang telah dikerjakan Allah dalam wafat dan kebangkitan-Nya. “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi” (Kis 1:18). Pesan terakhir Yesus dipertegas dalam Injil yang kita dengarkan hari ini, “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Mat 28:19-20).

Dengan pesan-Nya ini, Yesus menghendaki bahwa apa yang dikerjakan Allah dalam wafat dan kebangkitan-Nya dialami oleh semua bangsa. Yesus menghendaki semua bangsa menjadi murid-Nya, dipersatukan dalam persekutuan Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus. Menjadi murid-Nya berarti menghayati apa yang telah diajarkan-Nya. Para murid tidak perlu takut dan ragu karena Roh Kudus, kuasa Allah yang telah membangkitkan Yesus akan dicurahkan dan menyertai mereka sampai akhir zaman. Roh Kudus yang dijanjikan akan memberi keberanian dan kekuatan untuk bersaksi.

Kita sebagai murid-murid Yesus dipanggil untuk hidup sebagai Tubuh Mistik-Nya dan untuk bersaksi tentang wafat dan kebangkitan-Nya. Gereja dipanggil untuk melanjutkan apa yang telah dan terus Allah kerjakan dalam diri Yesus demi keselamatan segala bangsa. Kita tidak perlu takut karena Roh Kudus, kuasa Allah yang membangkitkan Yesus, akan terus menyertai sampai akhir zaman.

Kita bersaksi dengan menghayati apa yang telah diajarkan Yesus. Namun dalam hal ini dibutuhkan juga penyertaan Roh Kudus dalam tugas dan panggilan kita untuk bersaksi. Karena itu, kita selalu bertekun mohon Roh Kudus agar menyertai kita dalam bersaksi. Kita harus terus menerus berdoa seperti rasul Paulus berdoa dan “meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar. Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya: betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus, dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya, sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya, yang dikerjakan-Nya di dalam Kristus dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati dan mendudukkan Dia di sebelah kanan-Nya di surga, jauh lebih tinggi dari segala pemerintah dan penguasa dan kekuasaan dan kerajaan dan tiap-tiap nama yang dapat disebut, bukan hanya di dunia ini saja, melainkan juga di dunia yang akan datang” (Ef 1:17-21).

Akhirnya, hanya Roh Kudus yang memampukan kita untuk bersaksi. Roh Kudus, kuasa Allah, akan bekerja bagi kita semua yang percaya dan dipanggil untuk bersaksi. Berdoalah terus agar Roh Kudus selalu hadir, menyertai dan membimbing.

(sumber: http://renunganpagi.blogspot.com/search/label/Renungan%20Minggu%20dan%20Hari%20Raya#gsc.tab=0).

Telukdalam, 29 Mei 2014

psl

Minggu, 01 Juni 2014

Minggu Paska 6 (A) 2014


Kalau kita ingin meringkaskan bacaan Injil untuk Minggu Paskah yang ke 6 ini, saya rasa kita bisa memakai peribahasa Indonesia untuk meringkaskannya, yakni: “Walaupun jauh di mata, namun dekat di hati". Bacaan Injil itu sebenarnya adalah sebagian dari khotbah perpisahan yang diucapkan Yesus pada perjamuan malam terakhir, sehari sebelum Yesus wafat di kayu salib. Pada malam itu Yesus menerangkan bahwa Dia melalui sengsara dan kebangkitanNya akan menanggalkan hidup-Nya sebagai manusia, dan mulai suatu hidup yang baru yang penuh kemuliaan.


Murid-murid-Nya terkejut mendengar bahwa Ia akan pergi. Mereka sadar bahwa tanpa Yesus mereka tidak akan berdaya apa-apa. Mereka merasa bagaikan anak yatim piatu, seandainya Yesus tidak bersama mereka lagi. Karena itulah Yesus menghibur mereka: "Jangan kamu takut ataupun cemas. Memang saya pergi dari dunia ini, namun Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai anak yatim piatu. Aku akan kembali kepadamu. Dan selama Aku tidak berada di dunia ini, Aku akan memberi padamu Penolong yang lain. Aku akan memberi kepadamu Roh-Ku sendiri, semangat-Ku sendiri. Roh itu akan selalu mendampingi kamu. Roh itu akan tinggal bersama kamu dan hidup dalam dirimu. Aku akan tetap bersatu dengan kamu, dan kamu bersatu dengan Aku. Walaupun jauh di mata, namun tetap dekat di hati".

Jadi Yesus menyatakan bahwa Roh Kudus-Nya akan bertugas sebagai Penolong kita, yang menyertai kita dalam meneruskan karya Yesus di dunia ini. Yesus sadar, bahwa Roh Kudus itu sangat kita butuhkan, sehingga tanpa Roh Kudus itu kita memang tidak akan sanggup berbuat apa-apa sebagai pengikutNya.

Kitab Injil penuh dengan bukti-bukti yang menunjukkan betapa Roh Kudus itu sangat besar peranan-Nya. Yesus sendiri ternyata tak pernah lepas dari Roh Kudus, dan kita tak bisa membayangkan Kristus lepas dari Roh Kudus. Dalam Perjanjian Lama, Roh Kuduslah yang mempersiapkan kedatangan Yesus ke dunia, yakni melalui para Nabi. Roh Kudus-lah yang menaungi Maria, sehingga ia melahirkan Yesus. Roh Kudus itu juga yang turun ke atas Yesus, waktu Ia dipermandikan di sungai Yordan. Kemudian Roh Kudus itu juga yang mendorong Yesus untuk mempersiapkan tugas-Nya dengan puasa dan doa di padang gurun. Dan semua kuasa yang mendorong Yesus untuk menyembuhkan orang-orang sakit, berasal dari Roh-Nya ini. Dan Yesus baru mengakhiri hidupNya di salib setelah Ia menyerahkan Roh-Nya, sambil berkata: "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan Roh-Ku".

Bukan hanya dalam hidup Yesus, Roh Kudus itu memegang peranan penting. Juga dalam hidup Gereja Awal, nampaklah betapa para Rasul dan orang-orang Kristen pertama tidak dapat berbuat apa-apa lepas dari pengaruh Roh Kudus ini. Kalau kita membaca Kisah Para Rasul maka akan kita lihat di sana begitu banyak bukti-bukti mengenai kegiatan Roh Kudus yang rnemimpin Gereja secara ajaib. Lihatlah peristiwa pada hari Pentakosta, sewaktu Roh Kudus turun atas para rasul. Para Rasul yang semula begitu penakut, sekarang berobah menjadi berani dan aktip karena pengaruh Roh Kudus. Dalam Kisah Para Rasul itu juga nampak bahwa tak ada doa atau khotbah tanpa menyebutkan nama Roh Kudus. Kalau ada seorang diakon akan dipilih, maka yang menjadi syarat untuk itu ialah: orang yang penuh Roh Kudus dan kebijaksanaan. Kalau suatu perjalanan keliling mau dilaksanakan, maka itu hanya akan dilaksanakan kalau Roh Kudus menghendakinya. Dan dalam Konsili Pertama di Yerusalem, para Rasul hanya mau mengambil suatu keputusan bila hal itu terlebih dahulu disesuaikan dan dibicarakan dengan Roh Kudus melalui doa dan meditasi. Cukup terang kiranya, betapa besar pengaruh dan peranan Roh Kudus dalam Gereja. 

Itu bukan hanya terjadi dulu, tapi terus berlangsung sampai sekarang ini. Tanpa Roh Kudus, Gereja kita tidak akan mengalami perkembangan besar seperti sekarang ini di seluruh dunia. Di mana-mana memang ada kesulitan, ada kesusahan dan ada hambatan yang melawan Gereja kita. Tapi berkat pertolongan Roh Kudus, kemajuan Gereja terus saja berlangsung sampai hari ini.

Roh Kudus itu bukan hanya Penolong dan Pembimbing bagi Gereja keseluruhan. Roh Kudus itu juga menjadi Penolong dan Pembimbing kita masing-masing. Hakekat hidup seorang Kristen tak bisa dipisahkan dari Roh itu. Tanpa Roh Kudus, iman kita tak mungkin hidup. Kita harus selalu membuka hati, agar Roh Tuhan memimpin dan mengarahkan kits pada jalan yang benar. Bagaimanapun juga kita membutuhkan pertolongan-Nya.

Memang, manusia modern sekarang ini semakin lama semakin sedikit membutuhkan pertolongan. Manusia semakin tidak takut lagi akan kekuatan alam, sebab sudah bisa dikuasainya. Manusia makin berhasil menundukkan bumi, air, tenaga atom dan ruang angkasa dengan kemampuannya sendiri. Tanpa bantuan Tuhan manusia sudah bisa mengatur produksi, mengatur peredaran uang, mengatur perdagangan dunia, bahkan sampai bisa mengatur kelahiran manusia baru. Yah, di mana lagi manusia membutuhkan pertolongan Tuhan ? Memang, nampaknya manusia sudah mampu mengusai segala-galanya tanpa bantuan Tuhan. Tapi walaupun demikian, sampai sekarang manusia belum sanggup memecahkan problem jiwanya sendiri. Justru mengenai dirinya sendiri, kita manusia ini tidak berdaya. Semua bisa diselamatkan manusia, tapi tak kuasa menyelamatkan jiwanya sendiri. Dalam hal inilah kita harus menyerahkan diri ke tangan Tuhan. Kita butuhkan pertolongan dan bimbingan-Nya. Kita butuhkan RohNya. Sebab hanya Roh Tuhan inilah yang sanggup membawa kita kepada kebenaran, yang mengantar kita pada dunia bahagia yang sebenarnya.

Hari Kamis yang akan datang kita akan memperingati dan merayakan bahwa Yesus naik ke surga. Ia pulang kepada BapaNya, tetapi Ia akan memberi kepada kita Penolong yang lain, yang tetap mendampingi kita. Itulah Roh-Nya sendiri, Roh Kudus. Maka dalam Perayaan Ekaristi marilah kita menyadari kembali bahwa Yesus selalu ada bersama kita melalui Roh-Nya. Dalam Perayaan Ekaristi kita dapat mengalami dan menghayati bahwa walaupun Yesus jauh di mata, namun la tetap dekat di hati kita melalui Roh-Nya. (P. Leo Sipahutar OFMCap - Facebook)

Telukdalam, 1 Juni 2014

PSL

Minggu Paskah 7 (A) 2014 - Komunikasi Sedunia


Pada hari Raya Kenaikan Tuhan ini dibacakan Mat 28:16-20. Waktu itu para murid sudah tiba di Galilea mengikuti petunjuk Yesus lewat Maria Magdalena dan Maria yang lain bahwa di sanalah murid-murid akan melihat Dia (28:10). Di sana juga ia menyampaikan dua hal kepada mereka.

1.         Bahwa kepada-Nya telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi,
2.         Ia memberi pengutusan baru kepada para murid.

BERKUASA DI SURGA DAN DI BUMI
Ketika melihat Yesus di bukit di Galilea tadi, ada di antara para murid yang segera mengenali-Nya, tapi ada pula yang ragu-ragu apakah Dia itu sama dengan Dia yang mereka kenal sejak lama. Yesus kemudian berkata bahwa kepada-Nya telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi (Mat 28:18). Artinya, kini murid-murid mengalami kenyataan dan mengerti bahwa mereka dapat ikut hidup dalam dua kawasan. Mereka tetap berada di muka bumi, walaupun mereka juga murid dari Dia yang kini telah memasuki keabadian dan tetap berhubungan dengan Dia. Kenyataan ini akan terus berlangsung bila mereka mau berbagi keberuntungan tadi dengan banyak orang lain yang belum sempat menjadi murid Yesus semasa hidupnya. Di situlah letak penugasan yang diberikan Yesus ketika mengutus murid-muridnya kepada siapa saja.
Dengan merayakan Kenaikan Tuhan, kaum beriman ikut "menyembah" Yesus bersama para murid yang ada di bukit di Galilea itu (Mat 28:17) dan bersama para perempuan yang sudah mendapati Dia yang telah bangkit (Mat 28:9). Yang dimaksud Matius dengan "menyembah" ialah mengakui kebesaran-Nya yang sungguh meski tidak langsung tampak. Kebesaran ini bisa dialami dan diselami. Kemampuan manusia menyadari kehadiran yang sakral, yang keramat, yang bukan hanya dari dunia ini menjadi jalan mengenali Dia yang sudah bangkit dan kini akan sepenuhnya memasuki kebesaran-Nya. Bagi Matius, kemampuan serta kepekaan "menyembah" ini membawakan hidup baru dalam diri para murid.
Kristus yang telah bangkit itu akan naik ke surga dan memasuki kemuliaan-Nya. Berarti jugaIa akan kurang tampak di bumi. Tetapi mereka yang bisa "menyembah"-Nya akan tetap dapat melihatnya. Mereka bahkan akan membuatnya kelihatan bagi orang lain. Bagi mereka, kata-kata bahwa Ia mendapat kuasa di surga dan di bumi makin nyata. Murid-murid, siapa saja, diperbolehkan menjadi tempat Dia yang bangkit itu bisa menampakkan kuasa-Nya di bumi - dengan cara yang tak terbayangkan sebelumnya.

PENGUTUSAN: MENGAJAR DAN MEMBAPTIS
Pada Mat 10:5-6 menuliskan kata-kata Yesus ketika menugasi murid-muridnya "Jangan engkau menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah ke domba-domba yang hilang dari umat Israel." Jadi para murid diutus hanya kepada orang Yahudi saja. Dan sekarang pada bagian akhir Mateus menceritakan bahwa Yesus mengutus murid-murid-Nya yang sebelas itu, "...jadikanlah semua bangsa muridku dan baptislah mereka!" (Mat 28:19). Mana yang benar? Jangan dicampur aduk. Dalam Mat 10:5-6 itu murid-murid ditugasi sang guru yang waktu itu berjalan dari kota ke kota. Tapi pada akhir Injil para murid berada bersama dengan Yesus yang telah bangkit. Ia sudah masuk dalam kawasan yang lebih luas, bahkan melingkupi surga juga. Sebelum menugasi murid-murid pergi ke semua bangsa, ia sendiri mengatakan, "Kepadaku telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi." (Mat 28:18). Keberadaannya kini mengatasi ruang dan waktu. Murid-murid diminta agar membuat kebangkitan dimengerti kepada siapa saja. Diterima atau tidak soal lain. Mereka kini diutus untuk berbagi kekuasaan tadi dengan siapa saja. Bukan hanya dengan yang dulu jadi umat terpilih tapi kemudian malah menolak. Kini semua "bangsa" - maksudnya mereka yang tak masuk hitungan tadi kini diajak ikut serta.

SUMBER PEWARTAAN: YESUS KRISTUS
Perintah untuk memperlakukan siapa saja sebagai sesama murid. Para murid sudah lama membaptis orang. Tapi kini mereka membaptis untuk membuat orang makin dapat berbagi kehidupan dengan Dia yang sudah bangkit itu. Dalam bacaan pertama, bahwa para murid akan jadi saksi-saksi Yesus di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi (Kis 1:8). Bisa digarisbawahi gagasan "jadi saksi". Ini sama dengan yang kumaksud dengan "Perlakukan semua bangsa sebagai murid" (Mat 28:19).

BERSAKSI
Dalam bacaan pertama (Kis 1:1-11) dikisahkan peristiwa kenaikan Yesus ke surga. Di situ disebutkan dua orang yang berpakaian putih berkata kepada murid-murid bahwa Yesus akan datang kembali dengan cara seperti yang mereka lihat ketika ia naik ke surga. Maksudnya, Dia yang kini telah memasuki dunia ilahi itu satu ketika nanti akan datang kembali dengan cara yang sama. Dengan demikian semakin banyak orang mengerti apa itu dan bagaimana keilahian bisa menyertai manusia di dunia. Upaya ini dapat akan lambat laun menjadi kenyataan apa itu "ia datang kembali". Bisa dikatakan bahwa kedatangan-Nya kembali itu sejalan dengan pengertian manusia akan kehadirannya. Tugas para murid ialah mewartakan kehadiran ini dan membuat banyak orang memahami serta menghormati kehadiran ini. Dalam banyak hal boleh dikatakan bahwa kita yang percaya akan Dia ikut membuatnya datang kembali dengan cara sama seperti para murid dulu melihat Ia terangkat ke surga dan menerima pengutusan dari-Nya. (P. Dominikus Sibagariang, OFMCap).

Telukdalam, 1 Juni 2014

PSL

RETREAT TAHUNAN KAPAUSIN KUSTODI GENERAL SIBOLGA 2023

  Para saudara dina dari Ordo Kapusin Kustodi General Sibolga, pada tanggal 6 s/d 10 Noveember 2023, mengadakan retreat tahunan yang dilaksa...