Beda generasi, beda pula cara ‘treatment-nya’. Mungkin itulah kalimat yang tepat untuk menghadapi seseorang dari generasi tertentu agar tetap klop dan enak ngobrolnya. Perbedaan zaman dan peristiwa yang terjadi di setiap generasi mempengaruhi seseorang dalam menjalani hidupnya. Oleh karena itu, hal tersebut secara tidak langsung dapat memberi pengaruh terhadap pembentukan karakter maupun cara pandang seseorang mengenai segala sesuatu.
Seperti halnya yang dikemukakan oleh Dr. Alexis Abramson dalam laman BBC, seorang pakar yang dikenal sebagai ‘generational cohorts’ atau ‘pengelompokan generasi’, adanya pembagian generasi dikarenakan kapan kita lahir akan mempengaruhi perilaku, persepsi, nilai, dan kebiasaan. Dengan kata lain, setiap generasi memiliki karakternya masing-masing.
Di Indonesia pun ada pengelompokan generasi juga, lho. Generasi-generasi ini dibagi berdasarkan tahun kelahirannya. Berdasarkan Hasil Sensus Penduduk 2020 per September 2020 terdapat 270,20 juta jiwa penduduk Indonesia. Penduduk tersebut terbagi kedalah 6 generasi berdasarkan tahun lahirnya.
- Mempunyai jiwa kepemimpinan yang tinggi serta bertanggungjawab
- Berjiwa patriotisme yang tidak perlu diragukan
- Kurang berani berpendapat karena kebebasan berpendapat begitu dibatasi
- Memiliki berbagai pengalaman yang melewati berbagai zaman
- Taat hukum dan kewajiban
- Sangat berhati-hati dan konservatif ketika membelanjakan uang
- Berkomitmen
- Mandiri
- Kompetitif
- Mempunyai karakter yang matang karena ditempa oleh keadaan yang sulit
- Tetap mempertahankan adat istiadat dang cenderung kolot
- Tidak suka terhadap kritik
- Pekerja keras dan pantang menyerah
- Workaholic
- Setia dan rela bekerja keras untuk anak-anak dan keluarga
3. Generasi X
Generasi X adalah generasi yang lahir pada tahun 1965-1980 dan menduduki peringkat ketiga dengan jumlah 58,65 juta jiwa (21,88%). Gen X lahir ketika teknologi sedang berkembang pesat na3. Generasi Xmun belum seperti saat ini sehingga familiar dengan dunia digital dan non digital. Selain itu, generasi X ditandai dengan pengalaman challenger disaster, perceraian, perubahan peran gender dalam keluarga, pertumbuhan teknologi dan personal computer (PC), serta perubahan peran gender dalam keluarga. (Nuritasari & Arwiyah, 2019). Menurut EF Blog, generasi ini terkadang disebut sebagai generasi pemalas, sinis, dan tidak puas. Namun, berlawanan dengan anggapan generasi-generasi sebelumnya pada generasi X, diperkirakan sebagian besar generasi X akan menghabiskan masa tua mereka sebagai orang yang aktif, bahagia, dan mencapai prinsip ‘work-life balance’.
Adapun karakteristik dari generasi X adalah:
- Lebih individualitas, pragmatis, sinis
- Lebih toleran terhadap berbagai gaya hidup dan perbedaan kultur
- Senang mengambil risiko dan mampu bertanggungjawab
- Banyak akal atau cerdas (resourceful)
- Logis (logical)
- Pemecah masalah yang baik
- Milenial memiliki tingkat pendidikan yang baik, cerdas teknologi
- Berani, inovatif, kreatif, dan modern.
- Lebih terbuka terhadap perubahan
- Jadwal kerja yang fleksibel
- Pengembangan karier sebagai faktor yang penting
- Punya ekspektasi yang tinggi
- Menuntut dapat jawaban yang instan
- Berpikiran terbuka
- Memiliki keterampilan yang beragam
- Mampu mengerjakan pekerjaan yang banyak dalam waktu yang bersamaan
- Tidak sabar
- Partisipatif
- Tidak menganut paham hierarki atau level kekuasaan, yang berarti semua orang memiliki level yang setara sehingga mereka bersikap sama baik kepada atasan maupun rekan kerja
Setelah generasi Y, muncullah generasi Z yang didominasi oleh kelahiran tahun 1997-2012. Berdasarkan Sensus Penduduk 2020, Gen Z menduduki peringkat pertama dengan jumlah 74,93 juta jiwa (27,94%). Serupa dengan Gen Y, Gen Z juga tumbuh dengan teknologi, internet, dan sosial media sehingga dikenal sebagai generasi pecandu teknologi dan cenderung anti sosial. Gen Z juga sering kali disebut sebagai generasi influencer yang merupakan penduduk asli dari era digital.
Akrab dengan teknologi dan internet, membuat Gen Z kaya akan informasi. Namun, ketergantungan terhadap teknologi membentuk karakter yang keras kepala, suka sesuatu yang instan, dan selalu terburu-buru. Terbiasa berinteraksi dengan siapapun tanpa batasan membuat Gen Z lebih demokratis dan sangat kreatif dibanding dengan generasi sebelumnya.
Berikut merupakan karakter dari Gen Z:
- Suka berkolaborasi dalam pekerjaan
- Fleksibel
- Menyukai tantangan dan dimotivasi oleh pencapaian
- Suka mencari cara yang baru dalam menyelesaikan masalah.
- Tech savvy (mahir teknologi)
- Suka mengumbar privasi
- Mandiri
- Toleran
- Suka berkomunikasi secara maya
- Memiliki ambisi
- Adaptif
- Bermain dengan permainan yang berbasis aplikasi
- Lebih banyak waktu yang dihabiskan di depan layar
- Pembelajaran berfokus pada mempelajari skill
- Gaya bekerja yang kolaboratif
- Gen alpha lebih mengutamakan pendidikan sehingga akan menginvestasikan waktunya lebih lama untuk menempuh pendidikan
- Tidak membutuhkan struktur otoritas yang sama, hierarki, atau pendekatan kekuasaan tradisional karena generasi ini lebih kolaboratif
- Generasi yang paling digitally savvy (paling mahir dunia digital)
- Keterampilan interpersonal menjadi hal yang lebih penting dibandingkan generasi sebelumnya
(sumber asli dari: https://blog.ecampuz.com/6-macam-karakter-tipe-generasi-di-indonesia/)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar