Minggu, 17 Agustus 2014

Minuman Soda Bantu Singkirkan Asam Urat



Minuman berkarbonasi alias minuman bersoda selama ini sering dihindari karena dianggap kurang sehat. Padahal, minuman yang punya efek menyegarkan ini juga bisa membantu mengurangi tumpukan kristal asam urat. 

Menurut Prof Made Astawan, ahli gizi dan pangan dari Institut Pertanian Bogor, minuman bersoda bersifat basa sehingga reaksi dengan asam urat yang bersifat asam akan menghasilkan garam. Hal tersebut sesuai dengan prinsip kimia, senyawa basa dicampur dengan senyawa asam akan menjadi netral ditambah garam. 

"Penumpukan kristal asam urat diubah menjadi garam yang kemudian bakal dikeluarkan dari tubuh dari kotoran," tutur Made dalam seminar kesehatan bertajuk "S.O.D.A (Smart on Doing Activity) - Jangan Takut Makan Enak", Rabu (3/7/2013), di Jakarta. 

Kendati demikian, minuman bersoda pun tidak boleh dikonsumsi berlebihan. Kandungan gula yang tinggi dalam minuman bersoda jika tidak diimbangi dengan aktivitas fisik yang cukup bisa berujung ada obesitas dan pelbagai penyakit lainnya. 

Penyakit asam urat merupakan akibat dari konsumsi makanan-makanan yang tinggi kandungan purin, seperti makanan yang berasal dari tubuh makhluk hidup. Purin diolah tubuh menjadi asam urat, tetapi jika kadar asam urat berlebih ginjal tidak mampu mengeluarkannya sehingga kristal asam urat menumpuk di persendian. 

Gejala yang umum timbul dari penyakit asam urat antara lain rasa nyeri, bengkak, dan meradang di persendian. 

Konsumsi makanan yang disarankan bagi penderita asam urat antara lain makanan tinggi potasium, seperti kentang atau pisang, dan makanan tinggi vitamin C, seperti buah jeruk, buah naga, atau tomat. Serta makanan yang mengandung karbohidrat kompleks seperti nasi merah atau roti gandum.
Sumber: kompas.com

PSL

5 Faktor Pemicu Asam Urat


Rasa nyeri akibat serangan asam urat bisa membuat kita sulit beraktivitas. Asam urat atau gout sebenarnya merupakan salah satu jenis radang sendi yang disebabkan penumpukan kristal urat sehingga timbul peradangan. Selain karena faktor makanan, penyakit ini juga bisa dipicu oleh lima faktor berikut:


1. Usia
Gout lebih banyak ditemukan pada orang berusia 45 tahun ke atas, meski tak sedikit juga orang yang baru menginjak usia 30 tahun sudah menderita asam urat.

"Semakin tua seseorang, risiko menderita asam urat akan semakin besar," kata Theodore Fields, MD, profesor dan ahli sendi. Pasalnya, usia yang menua berarti fungsi ginjal berkurang. Hal ini berakibat pada kadar asam urat yang bertambah. Obat-obat yang dipakai seiring bertambahnya usia juga dapat meningkatkan risiko terkena asam urat.

2. Jenis kelamin
Penderita penyakit ini kebanyakan memang laki-laki. Ketika gout menyerang di usia muda, penyakit ini bisa berkelanjutan hingga seumur hidup. Laki-laki memang memiliki asam urat yang lebih tinggi ketimbang wanita, kata Dr Fields. Hormon estrogen pada wanita cenderung melindunginya dari asam urat sejak anak-anak. Namun, setelah menopause, risiko terkena asam urat menjadi sama dengan kaum pria.

3. Kondisi kesehatan
Orang yang mengidap penyakit lain cenderung terkena asam urat, misalnya kegemukan atau diabetes. Penderita obesitas punya risiko empat kali lebih besar menderita asam urat dibanding yang berberat badan normal.

Resistensi insulin dan diabetes juga memicu terbentuknya asam urat karena kondisi tersebut mengganggu fungsi ginjal. Penderita tumor ganas pun juga dapat mempunyai kadar asam urat yang tinggi.

4. Konsumsi alkohol 
Minuman beralkohol juga bisa membuat Anda merasakan sengatan nyeri asam urat. Walauwine tidak membuat asam urat, tapi tidak demikian halnya dengan bir. Jika Anda sudah terdiagnosis memiliki kadar asam urat yang tinggi, mulailah menghentikan kebiasaan minum. 

5. Obat-obatan
Beberapa jenis obat-obatan juga dapat meningkatkan risiko terserang gout. Misalnya, obat diuretik, aspirin, atau obat untuk keperluan transplantasi. Memang beberapa jenis obat tersebut penting dan tidak bisa dihentikan. Solusinya adalah mengonsumsi obat tambahan yang bisa menurunkan kadar asam urat. Konsultasikan hal ini kepada dokter.
Sumber: kompas.com (kolom kesehatan)

PSL

5 Tipe Orang yang Paling Rentan Bunuh Diri

Kematian seseorang yang disebabkan bunuh diri tentu menyebabkan luka mendalam sekaligus mengejutkan bagi orang terdekatnya. Seperti kabar kematian aktor dan komedian Robin Williams yang menuai duka dari keluarga, teman, dan orang-orang yang mengenalnya.
Bunuh diri umumnya adalah hasil dari kondisi depresi, suatu perasaan sedih luar biasa sehingga tidak mampu lagi merasakan arti hidup. Dalam kondisi depresi, seseorang akan mengalami kekacauan pikiran, perasaan, dan tindakan. Karena tak bisa lagi menikmati hidup, keputusan bunuh diri sering dianggap menjadi jalan pintas terbaik.
Namun ternyata di samping depresi, bunuh diri juga dapat terjadi pada orang-orang dengan kepribadian dan perilaku tertentu. Lantas, seperti apa tipe orang yang mengindikasikan risiko bunuh diri yang tinggi?
1. Perokok

Merokok tidak hanya merusak kesehatan fisik, tetapi juga mental. Peneliti dari Washington University School of Medicine menemukan, peningkatan pajak harga rokok berhubungan dengan penurunan kasus bunuh diri di suatu daerah. Mereka menyimpulkan, merokok berhubungan dengan tindakan nekat tersebut. Diperkirakan dampak merokok terhadap bunuh diri berhubungan dengan sifat adiksi yang diberikan rokok.

2. Remaja dengan gegar otak

Cidera otak karena trauma dapat merusak kesehatan saraf remaja yang masih bertumbuh. Sebuah studi baru-baru ini menemukan, gegar otak juga berhubungan dengan kematian dini, yang paling sering adalah akibat bunuh diri. Remaja yang mengalami gegar otak tiga kali lebih mungkin untuk bunuh diri.

3. Pemusik

Steve Sack, direktur di Center for Suicide Research dan profesor di Wayne State Uniersity menjelaskan, laju bunuh diri di antara pemusik tiga kali lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata nasional. Ini karena pekerja seni, termasuk penulis, aktor, atau pelukis, lebih rentan terpapar depresi dan pikiran-pikiran bunuh diri.

4. Dewasa dengan asperger

Sindrom asperger merupakan salah satu gangguan spektrum autis. Kondisi ini dapat menyebabkan seseorang mengalami kesulitan berkomunikasi dan gangguan perilaku. Sebuah studi baru-baru ini pada populasi di Inggris menunjukkan, orang dengan asperger sembilan kali lebih mungkin untuk memikirkan bunuh diri di beberapa titik dalam hidupnya. Ini mungkin dikarenakan mereka cenderung merasa depresi akibat isolasi sosial, kesepian, tidak berprestasi, dan pengangguran.

5. Remaja yang diadopsi

Banyak remaja yang diadopsi yang menunjukkan tanda-tanda gangguan psikotik sekaligus penyalahgunaan narkoba. Sebuah studi baru-baru ini yang melibatkan remaja asal Minnesota mengungkapkan, 47 dari 56 kasus bunuh diri dilakukan oleh remaja yang diadopsi. Ini biasanya dipicu oleh perselisihan keluarga, stres akademis, perilaku lingkungan, dan moodnegatif.
Sumber:  www.medicaldaily.com

PSL

RETREAT TAHUNAN KAPAUSIN KUSTODI GENERAL SIBOLGA 2023

  Para saudara dina dari Ordo Kapusin Kustodi General Sibolga, pada tanggal 6 s/d 10 Noveember 2023, mengadakan retreat tahunan yang dilaksa...