1.
Bahwa kepada-Nya telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi,
2.
Ia memberi pengutusan baru kepada para murid.
BERKUASA DI SURGA DAN DI BUMI
Ketika melihat Yesus di bukit di Galilea tadi, ada di antara para
murid yang segera mengenali-Nya, tapi ada pula yang ragu-ragu apakah Dia itu sama dengan Dia yang mereka kenal
sejak lama. Yesus kemudian berkata bahwa kepada-Nya telah diberikan segala kuasa di surga dan di
bumi (Mat 28:18). Artinya, kini murid-murid mengalami kenyataan dan mengerti bahwa mereka dapat
ikut hidup dalam dua kawasan. Mereka tetap berada di muka bumi, walaupun mereka
juga murid dari Dia yang kini telah memasuki keabadian dan tetap berhubungan dengan Dia. Kenyataan ini akan
terus berlangsung bila mereka mau berbagi keberuntungan tadi dengan banyak
orang lain yang belum sempat menjadi murid Yesus semasa hidupnya. Di situlah
letak penugasan yang diberikan Yesus ketika mengutus murid-muridnya kepada
siapa saja.
Dengan merayakan Kenaikan Tuhan, kaum beriman ikut
"menyembah" Yesus bersama para murid yang ada di bukit di Galilea itu
(Mat 28:17) dan bersama para perempuan yang sudah mendapati Dia yang telah bangkit
(Mat 28:9). Yang dimaksud Matius dengan "menyembah" ialah mengakui
kebesaran-Nya
yang sungguh meski tidak langsung tampak. Kebesaran ini bisa dialami dan
diselami. Kemampuan manusia menyadari kehadiran yang sakral, yang keramat, yang
bukan hanya dari dunia ini menjadi jalan mengenali Dia yang sudah bangkit dan
kini akan sepenuhnya memasuki kebesaran-Nya. Bagi Matius, kemampuan serta kepekaan
"menyembah" ini membawakan hidup baru dalam diri para murid.
Kristus yang telah bangkit itu akan naik ke surga dan memasuki
kemuliaan-Nya.
Berarti jugaIa
akan kurang tampak di bumi. Tetapi mereka yang bisa "menyembah"-Nya akan tetap dapat
melihatnya. Mereka bahkan akan membuatnya kelihatan bagi orang lain. Bagi
mereka, kata-kata bahwa Ia mendapat kuasa di surga dan di bumi makin nyata. Murid-murid,
siapa saja, diperbolehkan menjadi tempat Dia yang bangkit itu bisa menampakkan kuasa-Nya di bumi - dengan cara
yang tak terbayangkan sebelumnya.
PENGUTUSAN: MENGAJAR DAN MEMBAPTIS
Pada Mat 10:5-6 menuliskan kata-kata
Yesus ketika menugasi murid-muridnya "Jangan engkau menyimpang ke jalan
bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah ke
domba-domba yang hilang dari umat Israel." Jadi para murid diutus hanya
kepada orang Yahudi saja. Dan sekarang pada bagian akhir Mateus menceritakan bahwa Yesus mengutus murid-murid-Nya yang sebelas itu,
"...jadikanlah semua bangsa muridku dan baptislah mereka!" (Mat
28:19). Mana yang benar? Jangan dicampur aduk. Dalam Mat 10:5-6 itu murid-murid ditugasi sang
guru yang waktu itu berjalan dari kota ke kota. Tapi pada akhir Injil para
murid berada bersama dengan Yesus yang telah bangkit. Ia sudah masuk dalam
kawasan yang lebih luas, bahkan melingkupi surga juga. Sebelum menugasi
murid-murid pergi ke semua bangsa, ia sendiri mengatakan, "Kepadaku telah
diberikan segala kuasa di surga dan di bumi." (Mat 28:18). Keberadaannya
kini mengatasi ruang dan waktu. Murid-murid diminta agar membuat kebangkitan
dimengerti kepada siapa saja. Diterima atau tidak soal lain. Mereka kini diutus
untuk berbagi kekuasaan tadi dengan siapa saja. Bukan hanya dengan yang dulu jadi umat
terpilih tapi kemudian malah menolak. Kini semua "bangsa" - maksudnya
mereka yang tak masuk hitungan tadi kini diajak ikut serta.
SUMBER PEWARTAAN: YESUS KRISTUS
Perintah untuk
memperlakukan siapa saja sebagai sesama murid. Para murid sudah lama membaptis orang. Tapi kini
mereka membaptis untuk membuat orang makin dapat berbagi kehidupan dengan Dia yang sudah bangkit
itu. Dalam
bacaan pertama, bahwa para murid akan jadi saksi-saksi Yesus di Yerusalem dan
di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi (Kis 1:8). Bisa
digarisbawahi gagasan "jadi saksi". Ini sama dengan yang kumaksud
dengan "Perlakukan semua bangsa sebagai murid" (Mat 28:19).
BERSAKSI
Telukdalam, 1 Juni 2014
PSL
Tidak ada komentar:
Posting Komentar