Kotbah HR Penampakan Tuhan, 05.01.2013 - A
Bacaan Pertama : Yesaya 60,1-6
Mazmur Tggpn : 71
Bacaan Kedua : Efesus 3,2-3a.5-6
Bacaan Injil : Matius, 2,1-12
Kerinduan terdalam akan Allah
EXORDIUM:
Ada sebuah kisah yang menceritakan seorang bapa (orang kudus) imam yang
kebiasaannya naik ke menara Gereja dengan maksud supaya dekat dengan Tuhan. Dia
meniru Musa yang naik ke Gunung untuk menyatakan kabar sukacita kepada umatnya.
Suatu hari dia merasa bahwa dia mendengar suara Tuhan tetapi tidak terlalu jelas.
Oleh karena itu dia memanjat dan naik ke menara Gereja. Setelah sampai di atas,
dia berteriak ,”Di manakah Engkau Tuhan? Saya tidak mendengar suara-Mu dengan
jelas?” Lalu Tuhan menjawab teriakan bapak itu, “Saya ada di bawah, di
tengah-tengah teman-temanmu pak. Emang bapak ada di mana?”
CORPUS
Penampakan Allah
melalui Tanda-Tanda
Menarik sekali melihat bacaan Injil pada hari ini yang mengisahkan tentang
bagaimana bintang berperan dengan sangat baik, untuk menghantar ketiga orang
majus itu menemui dan mempersembahkan harta-harta berharga mereka kepada bayi
Yesus yang baru lahir itu.
Hal yang
sangat menonjol dalam Injil ialah bintang.
Dikatakan menonjol karena bintang menjadi
penentu dari kepercayaan mereka bertiga dan diyakini mampu membawa mereka
kepada seseorang yang sedang mereka cari: bayi Yesus.
Di wilayah
Babilonia dan Persia dulu, sekarang Irak & Iran utara, ada orang-orang
bijak yang mahir dalam ilmu perbintangan. Mereka biasanya juga berperan sebagai
ulama agama setempat. Matius menyebut mereka sebagai "orang-orang
majus". Dalam kisah ini mereka mewakili orang-orang bukan Yahudi yang
datang dari jauh untuk menghormati dia yang lahir di Betlehem yang bakal
menjadi pemimpin umat manusia. Kebijaksanaan para majus ini membawa mereka ke
sana.
Bintang adalah
tanda atau symbol kehadiran ilahi yang siap menuntun manusia di daerah Timur
Tengah untuk memperoleh sesuatu yang sangat berharga. Ketiga orang majus juga
percaya bahwa kehadiran bintang yang
tiba-tiba itu memberikan sebuah perubahan dalam pencarian mereka akan seorang
Raja yang sedang dinantikan orang banyak.
Para Majus:
Mewakili bangsa-bangsa di luar Yahudi.
Matius penginjil sengaja menampilkan ketiga orang majus ini untuk
mengajarkan kepada umatnya bahwa Allah hadir tidak hanya di Israel, di wilayah
bangsa Yahudi, melainkan Allah hadir untuk seluruh dunia, untuk seluruh umat
manusia. Allah bukanlah Allah yang egois, tetapi Allah yang terbuka kepada
keselamatan seluruh bangsa.
Para majus sebenarnya mewakili kita semua yang non Israel, yang memiliki kerinduan
mencari dan bertemu dengan Tuhan, yang merasa tidak puas jika belum bertemu
dengan Tuhan, walaupun hanya melalui tanda-tanda, atau peristiwa atau kejadian
setiap hari.
Kerinduan itu digambarkan oleh bacaan pertama, di mana bangsa-bangsa bukan
Yahudi akan datang berduyun-duyun ke Sion untuk menyembah Allah” dan malah
dalam Injil yang lain dikatakan Yesus sendiri: “akan tiba saatnya bahwa orang
tidak akan menyembah Allah di gunung ini, tetapi juga di tempat-tempat yang
lain”.
Persembahan: Membuka sebuah Pemberian Tulus Kepada
Tuhan
Kita kenal
juga nama ketiga orang majus dari timur itu: Gaspar, Baltasar dan Melkior dan
mereka membawa mur, emas dan kemenyan. Di sini Matius mau menggarmbarkan kemuliaan Kristus sebagai Tuhan yang
hadir untuk seluruh bangsa. Dan bangsa-bangsa menanggapi penampakan itu dengan
memberikan apa yang paling berharga dalam hidup mereka yaitu, mur, emas dan
kemenyan. Inilah bentuk pemberian dari hati, pemberian yang tidak punya harapan
untuk dikembalikan, pemberian yang tidak mengharapkan balasan, dan bentuk
pemberian atau persembahan inilah yang disebut dengan persembahan tulus,
persembahan dari hati, persembahan yang semata-mata menyenangkan Tuhan dan
sesama umat manusia.
Keselamatan: Terbuka kepada Bangsa-Bangsa
Melalui kisah
penampakan ini, Injil dan Yesaya serta Rasul Paulus mau mengatakan bahwa, sejak
kelahiran Yesus, keselamatan itu diperuntukan kepada seluruh manusia.
Keselamatan itu diadakan Tuhan untuk semua manusia, tetapai apakah dalam bentuk
gratis atau bagaimana?
Melalui
peristiwa bintang, Matius mau mengatakan bahwa keselamatan itu ada pada semua
manusia, tetapi dia akan bekerja efektif jika orang yang bersangkutan mau
mendengarkan Allah yang berbicara melalui tanda-tanda atau kejadian-kejadian
serta berusaha melaksanakannya; bukan hanya mendengarkan, tetapi juga mencari
dan mendapatkan serta menyembahnya.
CONCLUSIO
Melalui bacaan-bacaan kitab suci yang kita dengarkan pada
hari ini, mengajak kita untuk merenungkan beberapa hal penting untuk
pertumbuhan iman kita:
- Allah berbicara kepada kita melalui penampakkan-penampakkan yang terjadi
dalam kehidupan harian kita. Kata-kata dan nasehat sesama (orang dekat atau
orang jauh) adalah bukti kehadiran Allah yang berbicara kepada kita. Menghadapi
ini, kita kadang meremehkan orang itu karena mungkin statusnya sangat rendah,
tidak ada apa-apanya dalam masyarakat. Menghadapi ini, kita seharusnya berusaha
untuk melihat hal-hal baik dalam diri sesama, serta berusaha untuk
melaksanakannya untuk kebaikan kita.
- Bacaan-bacaan kitab suci juga mengajak kita untuk memiliki kerinduan mendalam untuk mencari dan
menjumpai Allah. Kita
percaya bahwa Allah ada di mana-mana. Tetapi dalam pengertian kita dikatakan
bahwa Allah itu ada di dalam Gereja. Pertanyaannya: apakah kita sudah memiliki
kerinduan yang sangat untuk selalu berjumpa dengan Yesus dalam diri sesama dan
juga dalam rupa ekaristi setiap hari dan setiap hari minggu yang kita rayakan?
Atau justru kita sebenarnya tidak memiliki kerinduan itu? Jika kita punya
kerinduan itu, kita tidak perlu mencarinya ke atas atap, atau ke atas menara,
tetapi kerinduan untuk mencari Allah yang hadir dalam diri orang-orang yang
hidup bersama kita (dalam diri istri, suami, anak-anak, rekan kerja, dll)
karena melalui merekalah Allah menyapa kita, Allah menampakkan diri kepada kita
semua.
- Melalui bacaan-bacaan hari ini, kita diajak untuk bisa memiliki sikap
terbuka untuk mengulurkan bantuan, entah berupa apapun itu, dan terutama kepada
orang-orang yang secara material dan spiritual miskin, dan kita melakukannya secara
tulus, tanpa ada maksud untuk mendapatkan balasan dalam bentuk lain atau bentuk
yang sama. Ketulusan dalam memberi adalah sebuah keutamaan kristiani yang patut
kita kembangkan selalu.
Telukdalam, 5 Januari 2014
Email: giuslay.zone@gmail.com