Bacaan Pertama : 1
Samuel 16,1b.6-7.10-13a
Mazmur Tggpn : 23
Bacaan Kedua : Efesus
5,8-14
Bacaan
Injil : Yohanes
9,1-41
“KERINDUAN UNTUK DISEMBUHKAN”
Pengantar
Fungsi utama mata adalah untuk melihat.
Tuhan menganugerahkan mata kepada kita agar dapat melihat. Melalui mata, kita
bisa melihat dunia yang ada di sekitar kita dengan segala keindahannya. Mata
adalah jendela dunia, maka berbahagialah yang dapat melihat dunia sekitar.
Exegese KS
Pada hari
Minggu Prapaskah IV ini, Injil Yohanes mengisahkan tentang Yesus yang
menyembuhkan orang yang buta sejak lahir. Yesus tahu bahwa semua orang ingin
melihat, termasuk orang yang buta sejak lahir ini. Oleh karena itu, Yesus
mewujudkan kerinduan orang tersebut dengan cara menyembuhkannya. Setelah
disembuhkan, orang tersebut tidak hanya melihat dunia sekitarnya, melainkan
juga melihat Yesus. Melihat Yesus berarti melihat Tuhan yang peduli dengan
penderitaan dan kerinduannya. Penglihatan itulah yang membuat iman orang buta
itu mengalami perkembangan. Dia tidak hanya percaya bahwa Yesus itu seorang
nabi, tetapi bahkan Anak Manusia (Yoh 9:17.36.38). dan berkat kepercayaannya
itu, dia tidak takut diasingkan oleh orang-orang yang ada di sekitarnya.
Peristiwa
penyembuhan ini bukan hanya peristiwa Yesus membuka mata jasmani orang buta,
tapi Yesus yang membuka hati dan iman orang buta itu. Berkat Yesus, tidak hanya
matanya yang dapat melihat, melainkan juga imannya. Melalui iman, dia bisa
melihat Yesus sebagai Allah yang penuh belas kasih. Dan pengalaman iman akan
Allah seperti inilah yang tidak mudah digoyahkan oleh apa pun. Tantangan apa
pun tidak akan mampu menghancurkannya. Sebab, iman seperti ini bisa bertumbuh
dalam kondisi apa pun, bahkan di tempat yang tandus pun bisa berkembang dengan
baik.
Aplikasi-praksis.
Bagaimana dengan iman
kita? Apakah kita sudah memiliki iman sebesar yang dipunyai orang buta
tersebut? Bila dibandingkan dengan keadaan orang buta tersebut, pasti keadaan
kita jauh lebih baik. Sudah sejak lahir kita diberi karunia mata dan dapat
melihat dengan baik, tapi apakah iman kita lebih besar dari orang buta itu?
Kita harus mengakui dengan jujur bahwa iman kita tidak lebih besar dari orang
buta yang dikisahkan dalam Injil hari ini. Mengapa? Jangan-jangan kita sudah banyak
melihat dunia sekitar kita, namun belum pernah melihat Yesus dalam kehidupan
kita. Setiap Minggu kita pergi ke gereja dan mengikuti Misa Kudus, tapi tidak
pernah melihat Yesus. Kita sudah pernah
melihat pemandangan alam yang indah, tapi tidak pernah melihat Penciptanya.
Kita pernah mengalami kebaikan sesama, namun tidak pernah merasakan kehadiran
Yesus dalam diri orang tersebut. Hal itu terjadi karena mata kita hanya melihat
dengan mata jasmani, tapi kurang mampu melihat semua pengalaman itu dengan mata
hati dan iman kita.
Dalam situasi demikian, sesungguhnya kita
mengalami kebutaan rohani, di mana hati dan iman kita tidak mampu melihat
Yesus. Maka, hari ini kita juga membutuhkan kehadiran Yesus sebagaimana orang buta
tersebut. Yesus berkenan menyembuhkan kebutaan kita, sehingga kita mampu
melihat Yesus dengan situasi, kondisi dan diri siapa pun.