Senin, 13 Oktober 2014

Kotbah Minggu Biasa ke 27 - A

KEBUN ANGGUR ITU AKAN DISEWAKAN
KEPADA PENGGARAP-PENGGARAP YANG LAIN

Bacaan 1, Yesaya 5,1-7; Mazmur Tggp, 80; Bacaan 2: Filipi 4,6-9; Bacaan Injil: Matius, 21,33-43


INTRODUKSI
Ada sepasang keluarga muda yang baru menikah. Mereka terpaksa harus berpisah karena sang suami harus ikut wajib militer di negeri yang jauh, entah untuk berapa lama. Karena perang itu bisa berlarut-larut, maka sebelum berpisah sang suami berpesan kepada isterinya, “Aku sangat mencintaimu. Namun, aku tidak sampai hati menyiksamu sendirian dalam kesendirian dan kesepian. Sekiranya ada pria lain mencintaimu dan kamu mencintainya, aku ikhlaskan kalian untuk menikah.”
Berangkatlah sang suami ke medan perang. Tahun demi tahun berlalu. Ia tidak pernah sekalipun mengirim surat kepada isterinya. Akhirnya, perang selesai dan ia boleh pulang. Lalu ia menulis surat kepada isterinya, “Kalau kamu tidak menikah lagi dengan pria lain dan setia menunggu kedatanganku, tolong memberi tanda dengan mengikatkan seutas sapu tangan kuning pada sebuah cabang pohon oak yang tumbuh di depan rumah kita. Tapi kalau kamu sudah menikah dengan pria lain, kamu tidak perlu memberi tanda apa-apa. Aku akan berbalik dan meninggalkan rumah kalian.”
Pada suatu senja hari sampailah ia di depan rumah mereka. Ia hampir tak sanggup menatap ke ranting-ranting pohon oak itu. Dengan segala kekuatannya dia memandang lurus-lurus ke pohon oak itu. Ia hampir tak percaya. Ia bukan hanya melihat seutas sapu tangan kuning, melainkan puluhan sapu tangan kuning yang melambai-lambai kepadanya. Ia segera masuk ke rumah dan menjumpai isterinya yang setia selamanya.
Kesetiaan adalah kunci keutuhan keluarga. “Aku akan setia kepadamu dalam untung dan malang, saat sehat maupun sakit,” itulah janji pernikahan suami isteri yang harus selalu diperjuangkan. Keluarga yang utuh ditentukan oleh kualitas cinta kasih suami isteri.

URAIAN KITAB SUCI
Bacaan-bacaan Kitab Suci pada hari ini mengajak kita untuk merenungkan dua hal pokok dalam hidup keberimanan kita. Kedua hal itu ialah kesetiaan dan tahu diri.
Bacaan Injil hari ini sangat menarik karena mengisahkan tentang seseorang yang memiliki kebun anggur. Dia membuka kebun anggur, kemudian menanam anggur dan kemudia dia pergi ke luar negeri. Namun sebelum dia berangkat, dia menyewakan kebun anggur itu kepada penggarap-penggarap; yang tentu pada suatu ketika kalau dia kembali dari luar negeri, dia akan mengadakan perhitungan-perhitungan dengan mereka mengenai keuntungan yang didapat.
Menurut bacaan pertama, pemilik kebun anggur ialah Tuhan sendiri, kebun anggur adalah bangsa Israel sedangkan penggarap-penggarap ialah para pemimpin politik dan spiritual bangsa Israel. Jadi bangsa / masyarakat / rakyat Israel diibaratkan sebagai kebun anggur. Keberadaan dan hidup mereka diserahkan Tuhan atau “disewakan” kepada para pemimpin politik dan spiritual (ahli Taurat dan Orang Farisi) untuk menjaganya dan merawatnya serta mengembangkannya untuk dapat bertumbuh dengan baik sebagai masyarakat atau bangsa pilihan Tuhan.
Teteapi dalam kenyataannya, para pemimpin orang Israel ini tidak melaksanakan tugasnya dengan baik. Mereka malah membenci utusan-utusan Tuhan dalam diri para Nabi, dan bahkan Putera-Nya sendiri dan bahkan membunuh mereka semua. Para pemimpin bangsa Israel menjadi tidak setia, tidak mau bertanggung jawab atas pemeliharaan hidup bangsa Israel. Mereka bahkan berusaha memeras umat dengan pajak yang tinggi, menuntut persembahan di atas altar, serta aturan-aturan lain yang menguntungkan pribadi mereka.
Tindakan-tindakan seperti inilah yang tidak disukai Tuhan, yang akhirnya menyebabkan Tuhan mengambil kembali kebun anggur-Nya dan dikelola atau dirawat oleh penggarap-penggarap yang lainnya.

APLIKASI - PRAKTIS
Nabi Yesaya dalam bacaan pertama dan Matius melalui bacaan Injil pada hari minggu ini, mengajak kita untuk merenungkan beberapa hal untuk dihidupi selama minggu ini:
  1. Yesus mengajak kita untuk menerima tugas dengan setia. Para penggarap kebun anggur menjadi contoh orang-orang yang tidak setia (Mat 21:33-43). Mereka menyalahgunakan kepercayaan. Hati mereka jahat dan dipenuhi nafsu membinasakan sesama. Bapak-ibu (suami isteri) serta anak-anak mendapat kepercayaan dari Tuhan untuk membangun rumah tangga yang bahagia. Sebagai anggota religius, diajak untuk setia memelihara komunitas religius atau biara agar semua memiliki kebahagiaan bersama.
  2. Yang kedua, adalah bahwa jika kita semua telah dengan setia membangun rumah tangga atau komunitas dan juga dengan setia menjaga dan merawat orang-orang yang dipercayaan kepada kita (yang diibaratkan dengan kebun anggur), maka kita telah berusaha bertanggung jawab dengan itu. Semua orang yang tinggal bersama kita, entah siapapun itu: suami, istri, anak-anak, teman sekomunitas biara, mereka adalah titipan Allah yang harus dijaga dengan baik dan secara bertanggung jawab. Sudahkah kita bertanggung jawab memelihara dan menjadi orang-orang yang hidup bersama kita?
  3. Sikap ketiga ialah tahu diri. Para penggarap dalam bacaan pertama dan kedua, telah menunjukkan pribadi sebagai orang yang tidak tahu diri. Kepada mereka sudah dipercayakan kebun anggur, tetapi akhirnya mereka ingin merampasnya dari Tuhan, dan mereka membuat para utusan Tuhan susah, menderita, dan bahkan anak pemilik kebun anggur juga ditangkap dan dibunuh. Ini tindakan keji dan sangat tidak baik. Kepada kita diajak untuk juga tahu diri. Berhadapan dengan titipan Tuhan (mereka yang hidup bersama kita), kita hanya bisa merawat, memelihara dan membuat dia atau mereka berkembang. Tetapi kita tidak dibenarkan memeras mereka, mengambil untung sebesar-besarnya dari mereka, melalui tindakan mencuri, korupsi, mengambil laba yang besar sekali, dan akhirnya membuat orang lain tercekik lehernya dan sulit membuat wajahnya tersenyum karena beratnya beban yang ditanggungnya.
Kita menyerahkan seluruh niat baik kita kepada Tuhan, sembari berharap agar Tuhanlah yang dapat menolong kita untuk hidup dengan layak, setia, bertanggung jawab dan tahu diri dalam berelasi dengan Tuhan setiap hari dalam hidup kita. Amin

Telukdalam, 05 Oktober 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RETREAT TAHUNAN KAPAUSIN KUSTODI GENERAL SIBOLGA 2023

  Para saudara dina dari Ordo Kapusin Kustodi General Sibolga, pada tanggal 6 s/d 10 Noveember 2023, mengadakan retreat tahunan yang dilaksa...