DOMBA, GEMBALA DAN PINTU
Judul hari ini adalah “Gembala dan Pintu?” Mengapa ada tanda anya? Karena pada zaman sekarang kedua hal ini tidak lagi mudah dipahami. Dunia penggembalaan sudah jauh berbeda pemahamannya dengan dahulu. Demikian juga halnya pemahaman akan makna pintu. Bagaimana perumpamaan Yesus hari ini dapat kita pahami?
Pertama, tentang gembala domba. Di
Palestina gembala memiliki keunikan sendiri. Mereka biasanya berpenampilan
sederhana, dengan peralatan sederhana, serta membawa bekal dalam kantong kulit.
Hubungan antara domba dan gembala sangat uni. Di Palestina domba tidak untuk
disembelih, melainkan untuk diambil bulu wolnya. Rentang waktu penggembalaan
sampai bertahun-tahun, dan seringkali domba mempunyai nama sapaan masing-masing
yang menerangkan keunikannya.
Jika domba hendak memasuki kandang pada
akhir hari, gembala dengan cepat memeriksa apakah domba mendapatkan luka selama
hari itu. Sehingga, ia mengenal betul dombanya. Sebaliknya, dombanya mengenal
suara gembala. Gembala tahu benar menuntun domba ke padang rumput dan ia akan
melindungi domba dari serangan binatang buas dan para penyamun. Sebagaimana
gembala, demikian Yesus mengenal umat-Nya, menuntunnya ke padang rumput yang
hijau, dan menjaganya dari serangan binatang buas dan para penyamun.
Kedua, tentang pintu. Berhubungan dengan
dunia penggembalaan sering kita menggembalakan domba, gembala tidak membawa
pulang dombanya ke kandang utama, melainkan mendirikan semacam kandang
sementara yang hanya memiliki satu pintu masuk kecil. (Katekismus Gereja
Katolik, No. 754 menjelaskan: “Gereja adalah kandang domba, dan satu-satunya
pintu yang harus dilalui ialah Kristus Bdk. Yoh 10:1-10. Gereja juga kawanan,
yang seperti dulu telah difirmankan Bdk. Yes 40:11, Yeh 34:11-31., akan
digembalakan oleh Allah sendiri. Domba-dombanya, meskipun dipimpin oleh
gembala-gembala manusiawi, namun tiada hentinya dibimbing dan dipelihara oleh
Kristus sendiri, Sang Gembala Baik dan Pemimpin para gembala Bdk. Yoh 10:11; 1
Ptr 5:4., yang telah merelakan hidup-Nya demi domba-domba" (LG 62) Bdk.
Yoh 10:11-15.”) Pada malam hari gembala akan tidur di pintu masuk tersebut,
sehingga tidak ada satu pun domba pun yang dapat keluar atau masuk, jika tidak
melalui pintu itu.
Pintu itulah Yesus. Hanya melalui Dia,
manusia masuk ke kedamaian kawanan dan keluar ke kebahagiaan padang rumput yang
hijau. Bagi kita orang Katolik, pemahaman Yesus sebagai Gembala sejati, yang
menuntun kita ke padang rumput yang hijau dan menjaga kita dari segala
marabahaya, serta sebagai Pintu, yang menjadi jalan satu-satunya menuju
Kerajaan Allah, harus berurat-berakar kuat di dalam iman kita. Hanya dengan
mengimani Yesus seperti itulah, kita akan bertahan dari segala godaan pencuri
dan penyamun.
Sumber: Cafe Rohani
Telukdalam, 11 Mei 2014
psl
Tidak ada komentar:
Posting Komentar