Minggu, 29 Desember 2013

Keluarga Kudus Nazareth, 2013 - A

EXORDIUM:
Kita semua hidup dan bertumbuh di dalam keluarga. Dan bagaimana situasi dalam keluarga kita, kita semua bisa mengalami sendiri. Namun secara umum, kita sering mendengarkan situasi kehidupan berkeluarga, baik kita sendiri maupun orang lain.
Karena itu, tidak heran jika kita mendengar cerita dan melihat dari dekat bahwa keluarga si A itu selalu rukun, baik, selalu bersama-sama kalau bepergian, ada doa bersama waktu makan dan sebelum dan setelah bangun tidur, dan lain-lain. Tetapi tidak heran juga kita dengar dan kita lihat bahwa ada keluarga yang tidak akur, tidak pernah ada makan bersama dalam keluarga setelah 5 atau 6 tahun menikah, bertengkar terus setiap hari, masing-masing tidak tahu siapa pergi ke mana dan kapan juga kembali, ada juga salah seorang dari mereka yang lari kembali ke rumah orangtuanya, ada juga yang disebut dengan single parent, ada juga kekerasan dalam rumah tangga, dan masih banyak lagi.
Hari ini, Gereja Katolik kita memestakan hari Keluarga Kudus Nazareth. Pesta Keluarga Kudus Nazareth ini ditetapkan oleh Paus Leo XIII pada tahun 1893 yang dirayakan antara tanggal 7 sd 13 Januari setiap tahunnya. Namun sejak tahun 1969, dirayakan pada hari Minggu Pertama setelah Natal, antara Natal dan Tahun Baru.
Paus Leo XIII menetapkan Hari Raya Keluarga Kudus dengan maksud agar semua orang dan keluarga Katolik, terutama setelah Natal, bisa sebentar mengarahkan perhatian mereka secara khusus kepada hidup keluarga kudus di Nazareth sebagai model atau contoh kehidupan keluarga mereka.
  
CORPUS
Bagaimana bacaan-bacaan pada hari mengajarkan kita tentang ciri khas dari hidup keluarga kudus itu?
Bacaan pertama dari Kitab Putera Sirakh, mengatakan bahwa ciri bahwa sebuah keluarga adalah “keluarga kudus”, ditandai kesetiaan dan ketakwaan anak-anak dalam menghormati ibu-bapanya. “Barang siapa menghormati bapanya memulihkan disa, dan siapa memuliakan ibunya serupa dengan orang yang mengumpulkan harta… barang siapa memuliakan bapanya, akan panjang umurnya, dan orang yang taat kepada Tuhan akan menenangkan hati ibunya. Tekanan utama yang menjadi ciri dari keluarga kudus dalam bacaan pertama ialah sikap dari anak-anak untuk menghormati, menghargai dan dan mengasihi orangtua secara tulus. Kekudusan seorang anak ditandai dengan sikap-sikap tersebut dan mewarnai seluruh hidup dan pertumbuhan anak dalam keluarga.
Dalam mazmur juga mengatakan tentang ciri dari keluarga kudus itu. Dikatakan bahwa sebuah keluarga disebut sebagai keluarga kudus, kalau seorang istri dapat tumbuh subur bagaikan pohon anggur, anak-anak selalu mengelilingi meja bagaikan tunas zaitun dan seorang suami adalah orang yang sungguh-sungguh bertakwa kepada Tuhan, yang takut akan Tuhan dan yang selalu melaksanakan perintah-perintah Tuhan.
Rasul Paulus dalam bacaan kedua, menasihati jemaatnya yang ada di Kolose untuk menghidupi keutamaan-keutamaan dalam hidup berkeluarga dalam nama Yesus Kristus. Keutamaan-keutamaan itu antara lain: mengenakan belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran. Paulus juga mengajar suami, istri dan anak-anak untuk bisa melaksanakan tugasnya masing-masing sesuai dengan kewajibannya.
Dan seluruh ciri dari keluarga kudus yang dikatakan oleh kitab Sirakh, Mazmur dan Paulus tadi terangkum sungguh-sungguh dalam kehidupan keluarga Yusuf, Maria dan Yesus; yang selalu disebut dengan keluarga Nazareth.
  
KELUARGA NAZARETH
Yusuf Pelindung dan Penurut
Dalam Injil Matius, Yusuf dilihat sebagai seorang suami yang penurut terhadap apa yang diperintahkan Allah kepadanya. Tidak tidak pernah protes dalam melaksanakan perintah Tuhan, walaupun itu hanya melalui mimpi. Ketika Tuhan menyuruh dia untuk mengambil Maria sebagai istri, dia laksanakan. Ketika disuruh untuk bawa ke Mesir dan kembali dari Mesir anak dan istrinya Maria, juga juga ikut saja.
Sikap Yusuf juga nampak bahwa dia sebagai seorang suami dan ayah yang selalu melindungi Maria dan Yesus. Ketika ada ancaman dari Raja Herodes, dia cepat mengikuti perintah Tuhan untuk menyelamatkan Maria dan Yesus ke Mesir.
Maria: Penurut dan Perawat
Sejak Maria diperkenalkan oleh malaikat bahwa Ia telah mengandung dari Roh Kudus, Maria dikenal sebagai seorang pribadi yang bersahaja, pendiam (tidak banyak bicara) tetapi justru menyimpan semua perkara di dalam hatinya, setia merawat dan membesarkan bayi Yesus itu. Di hadapan Tuhan Maria adalah pribadi yang penurut dan pendengar setia.
Selain itu, Maria juga setia membesarkan dan mendidik Yesus sebagai pribadi yang kokoh dan kuat. Kita tahu bahwa selama 12 tahun, Yesus hidup dan bertumbuh bersama Maria dan Yusuf dan tentu, Yesus dididik dan dirawat dengan sangat baik. Anak yang baik dan sukses muncul dari orangtua yang setia merawatnya dengan setia, sabar dan bertanggung jawab.
Yesus: Penurut dan Taat
Sementara tentang Yesus sendiri tidak banyak dikatakan sampai DIA berumur 12 tahun. Hanya di bagian lain dari Injil dikatakan bahwa, Yesus bertumbuh dan menjadi dewasa di dalam keluarga Yusuf dan Maria. Tetapi kita bisa bayangkan bahwa kalau Yesus bisa menjadi seorang pribadi yang kuat dan dewasa karena dididik dan dibesarkan secara baik dan secara bersama-sama oleh Maria dan Yusuf.

CONCLUSIO
Hari ini kita merayakan Pesta Keluarga Kudus. Kenapa keluarga Yusuf dan Maria disebut keluarga kudus? Apakah karena mereka tidak pernah cekcok? Apakah karena mereka selalu rajin pergi ke sinagoga atau apakah mereka tidak pernah melakukan kesalahan dalam hidup berkeluarga? Saya yakin bukan! Mereka disebut Keluarga Kudus karena hadir di sana, Yesus Kristus Putra Allah. Kehadiran Yesus menguduskan hidup keluarga itu secara lahir maupun batin. Suasana hidup keluarga dipengaruhi oleh kasih dan damai yang dibawa Yesus.
Oleh karena itu, kalau kita orang-orang percaya ini mau menjadikan keluarga kita sebagai keluarga kudus, pertama-tama bukan berarti keluarga kita harus bebas dari salah, bukan berarti tiap-tiap anggota tidak melakukan kekeliruan, melainkan keluarga kita mau menerima serta membiarkan diri dipengaruhi oleh Yesus, yang kita imani.
Yang paling penting ialah bagaimana kita berusaha untuk menciptakan sebuah sebuah keluarga (dan juga komunitas) sebagai Gereja mini dan rumah makan mini di dalamnya ada doa, ada makan bersama, ada cerita bersama, ada saling menghormati, patuh, setia, dan lain sebagainya. Keluarga bukanlah sebuah apartemen, di mana masing-masing boleh datang, tidur, makan dan pergi seenaknya, tapi keluarga adalah sebuah kebersamaan di dalam Allah, kebersamaan di dalam Kristus.
Dan salah satu tugas kita semua ialah bagaimana membuat semua anggota keluarga kita untuk merasa nyaman dan memiliki kerinduan untuk pulang dan tinggal di dalam rumah keluarga kita.
(Mereka tidak lepas dari segala persoalan, Yusuf dan Maria yang selalu berkorban, dan taat kepada kehendak Tuhan)
(beri contoh tentang sikap anak-anak)


Telukdalam, 29 Desember 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RETREAT TAHUNAN KAPAUSIN KUSTODI GENERAL SIBOLGA 2023

  Para saudara dina dari Ordo Kapusin Kustodi General Sibolga, pada tanggal 6 s/d 10 Noveember 2023, mengadakan retreat tahunan yang dilaksa...