Jumat, 02 Mei 2014

Minggu Paskah 3 - A (2014)

Kemartiran Yesus membuat banyak orang kecewa dan kembali ke kampung halaman mereka. Mereka memang telah mengalami semua karya besar Allah yang dilakukan Yesus, yaitu bahwa pekerjaan-pekerjaan Bapa yang ajaib dapat dirasakan, demikian juga pengajaran yang penuh kuasa dan wibawa. Bahkan, harapan menjadikan Yesus seorang Mesias politik yang handal untuk mengusir penjajah Romawi. 

Tentu saja cita-cita ini sangat manusiawi. Namun, bagi orang pada zaman itu, Yesus patut diperhitungkan karena Ia memiliki banyak pengikut mulai dari Galilea hingga Yudea.

Harapan dan hubungan para murid Yesus masih manusiawi, karena kedekatan mereka, sehingga lupa dan tidak sadar bahwa Yesus adalah Allah yang benar. Kematian Yesus membuat mereka kecewa dan takut. Kedua murid di Emaus merupakan contoh nyata, bagaimana mereka jujur di depan Yesus yang sedang menemani perjalanan mereka. Mereka mengungkapkan, “Kami berharap bahwa Dialah yang membebaskan Israel” (Luk 24:21). Namun, ternyata harapan mereka kandas. Yesus mati disalibkan! 

Bacaan hari ini menguatkan kita akan penyertaan Yesus bagi orang-orang yang mengalami kegelisahan dan kegalauan hidup. Yesus berjalan bersama kedua murid di Emaus. Ia membimbing kedua murid itu sambil menjelaskan seluruh isi Kitab Suci. Namun, Yesus juga menegur mereka dengan keras, karena “lamban hati untuk percaya pada para nabi”. Ternyata kata-kata Yesus “membuat hati mereka berkobar-kobar” (Luk 24:32), menghilangkan rasa sedih, mendatangkan penghiburan dan terang dalam kegelapan, akhirnya sampai mereka mendesak Yesus dan berkata, “Tinggallah bersama-sama dengan kami” (ay. 29). 

Sungguhpun mereka terkesan dan mengajak Yesus tinggal bersama mereka, namun mereka belum mengenal Yesus. Setelah mereka melihat Yesus mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti , baru saat itulah mereka mengenal-Nya. 

Sabda Tuhan hari ini membuat kita menyadari akan penyertaan Tuhan yang terus-menerus di dalam hidup kita. Dia tidak pernah berhenti mendampingi kita. Dalam suasana hidup yang penuh perjuangan atau pergumulan ini, Dia selalu hadir. Dia menguatkan dan meneguhkan kita. Sikap Yesus ini mendorong kita untuk melakukan yang sama di dalam kehidupan kita sehari-hari. Anak-anak muda perlu pendampingan seperti yang dilakukan Yesus. Oleh karena itu, para pendidik dan orang tua jangan pernah lelah atau berhenti mendampingi anak-anak. Itu adalah tugas kita bersama. Kita mau mengantar anak-anak kita sampai mengenal Yesus dalam kehidupan mereka masing-masing. 
  
Penyertaan Yesus dalam hidup kita harus dilandasi dengan sikap mengajak dan menerima Dia dalam hidup kita. Dalam kesusahan dan kesulitan hidup kita mesti yakin bahwa Yesus ada dan bersama dengan kita. Dalam praktek sulit, namun kita diajak untuk tetap setia sampai kita mengenal Yesus secara pribadi dengan sungguh-sungguh, seperti kedua murid di Emaus itu. 

Sumber: http://renunganpagi.blogspot.com/search/label/Renungan%20Minggu%20dan%20Hari%20Raya#gsc.tab=0

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RETREAT TAHUNAN KAPAUSIN KUSTODI GENERAL SIBOLGA 2023

  Para saudara dina dari Ordo Kapusin Kustodi General Sibolga, pada tanggal 6 s/d 10 Noveember 2023, mengadakan retreat tahunan yang dilaksa...