Sabtu, 29 Maret 2014

Minggu Prapaska 2 - A

Kotbah Minggu Prapaska 2, - A (2014)
Bacaan Pertama   : Kejadian 12,1-4a
Mazmur Tggpn    : 33
Bacaan Kedua      : 2Tim 1,8b-10
Bacaan Injil          : Matius 17,1-8


"KELUAR DARI KENYAMANAN UNTUK MELAYANI ALLAH"

Pengantar
Salah satu keinginan dasar manusia ialah menciptakan dan menempati sebuah status dan posisi yang membuat dia nyaman. Nyaman dalam arti bahwa dia tidak ingin sengsara, tidak ingin susah, dan tidak tidak ingin hal-hal yang jelek atau buruk lainnya. Karena itu manusia cenderung membangun benteng dan rumah kenyamanannya dan tidak ingin lagi keluar dari rumah dan bentennya yang nyaman ini. Dia puas dengan apa yang ada. Kadang manusia lupa bahwa rumah dan benteng kenyamanan ini ialah hanya sementara dan malah adalah sebuah khayalan yang tidak bermakna untuk seluruh hidupnya.

Exegese KS
Bacaan pertama dari Kitab Kejadian pada hari ini memberikan sebuah gambaran di mana Abram atau Abraham yang telah puas dengan keadaan hidupnya. Abram sudah puas dengan Sara istrinya dan Lot anak saudaranya. Dia sdh merasa cukup dengan ternak yang dimilikinya, untuk hidup bertahun.
Dalam kenyamanan ini, Abram dihentakan oleh perintah Tuhan bahwa dia harus meninggalkan tanah airnya dan seluruh milik kepunyaannya. Dia harus pergi merantau, yang tempat perantauannya juga tidak diketahuinya. Dalam ketidaktahuannya ini, Tuhan hanya mengatakan kepada Abram bahwa Tuhan akan membuat dia dan keturunannya menjadi bangsa yang besar, bangsa terpilih. Tuhan akan memberkati dia dan keturunannya, serta membuat namanya termasyur atau terkenal, dan justru Abram juga akan menjadi berkat bagi semua orang.
Melihat perjumpaan dan janji Tuhan ini, Abrampun bersedia pergi meninggalkan tanah airnya, meninggalkan orangtuanya dan seluruh isi keluarga ayahnya, ternak gembalaannya dan pergi ke sebuah tempat yang tidak dikenalnya, namun Abram hanya membawa satu keyakinan yaitu bahwa TUHAN AKAN MEMBUATNYA BANGSA YANG BESAR, BANGSA TERBERKATI DAN MENJADI TERKENAL. Abram sedang nyaman dengan kehidupannya tetapi tiba-tiba ditangkap oleh Tuhan untuk disuruh pergi ke tempat lain yang dia sendiri tidak tahu. Namun inilah yang disebut dengan ketaatan total Abram kepada perintah Tuhan.
Hal yang sama juga dikatakan dalam Injil Matius pada hari ini. Injil mengisahkan pengalaman Petrus, Yakobus dan Yohanes yang terbuai oleh kenikmatan penampakan kemuliaan di atas gunung. Memang pengalaman itu indah dan memukau. Tetapi, ketika mereka ingin berlama-lama mengalami indahnya kemuliaan, Yesus datang membangunkan khayalan mereka. Yesus tidak meluluskan permintaan Petrus untuk tinggal di puncak gunung dengan mendirikan tiga kemah. Yesus mengajak mereka kembali turun gunung. Meninggalkan zona aman dan nyaman. Ajakan tersebut menjadi gambaran jelas, bahwa manusia harus hidup realistis. Hadapilah kehidupan yang beraneka ragam warna dengan apa adanya: suka dan duka, senang dan susah, tangis dan tawa, semuanya. Sekalipun harus menghadapi penderitaan; kita harus berani menghadapi dan menjalaninya. Orang tidak bisa lari dari penderitaan. Yesus dengan langkah mantap memberikan teladan berjalan menuju Yerusalem. 
Melalui pengalaman hidup Musa, Elia dan Yesus kita belajar untuk menghadapi aneka warna kehidupan. Di Mesir, Musa membela kebenaran. Dia tidak disenangi. Dia harus menderita dan dikejar-kejar. Ia kemudian lari ke padang belantara sebagai gembala. Tetapi, Allah mengutus dia kembali ke Mesir. Dia harus memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir. Sebagai utusan Allah, ia setia dan mau menderita sampai mati. Demikian pula Elia. Ia membela Tuhan dengan berperang melawan nabi-nabi Baal. Namun, keberaniannya berujung pada penderitaan. Ia dikejar-kejar Izebel sampai di puncak Gunung Horeb. 
Gambaran nyata keberanian dan ketabahan menghadapi penderitaan hidup nampak jelas dalam diri Yesus. Dalam Dia kita memahami arti penderitaan. Jalan kemuliaan Yesus adalah jalan salib dan penderitaan. 

Aplikasi-praksis
Bapa-ibu…, rasa aman dan nyaman. Itulah yang yang selalu kita cari dalam hidup. Namun kita harus hati-hati. Terdapat dua jenis kenyamanan dan keamanan yang dapat kita peroleh. Yang pertama, rasa nyaman dalam arti positip. Ini bila rasa aman dan nyaman itu memberi kita kedamaian pikiran dan kebahagian hati yang sesungguhnya. Biasanya rasa aman dan nyaman ini adalah hasil dari sebuah pencarian yang melewati proses-proses penderitaan dan kesusahan yang tidak sedikit. Mis: setelah belajar dengan tekun dan serius, akhirnya kita lulus dengan nilai terbaik. Setelah kita bekerja keras akhirnya kita dapat membeli rumah atau fasilitas yang membantu kita untuk semakin menjadi bahagia dan senang.
Namun, rasa aman dan nyaman juga bisa berarti negative. Negatif dalam arti bahwa usaha untuk aman dan nyaman bukanlah hasil kerja keras, hasil susah payah… tetapi hasil main sulap bim salah bim, hasil kongko-kongko, hasil tipu daya, hasil permainan tidak  bersih. Mis: seorang siswa mendapat nilai bagus tapi itu hasil nyontek di buku, seorang mendapat fasilitas tapi itu hasil curian barang orang. Maka rasa nyaman dan aman ini akan menimbulkan penderitaan, kesusahan. Dia akan terus dikejar-kejar oleh rasa masalah ketidakjujuran, masalah ketidaktulusan, masalah kebohongan, dan masalah yang tidak baik.
Bapa-ibu…, hari ini, melalui Abram, Tuhan mengajak kita untuk memiliki sikap ketaatan total kepadanya. Kita tidak mementingkan kekayaan kita, tetapi demi Allah kita bersedia untuk tunduk-taat kepadanya. Kita diminta untuk tidak tunduk kepada rasa aman dan nyaman yang semu, yg sementara, melainkan mengikuti arahan dan bimbingan Tuhan, karena ini akan memberikan kita rasa aman dan nyaman yang abadi, kekal dan tidak berhingga.
Yesus juga, melalui pengalaman ketiga murid, mengajak kita untuk tidak terlena kepada rasa aman dan nyaman serta kemuliaan yang sementara di atas gunung Tabor, tetapi harus turun dari gunung kesombongan dan keangkuhan kita serta pergi berjumpa dengan orang lain dalam kehidupan Yerusalem harian untuk bekerja keras, berusaha keras, berpikir keras, dan secara total mengabdikan diri kepada kehidupan masyarakat dan umat secara jujur, tulus dan sungguh-sungguh. Karena inilah yang akan memberikan kita rasa aman dan nyaman yang kekal, abadi dan selamanya. Inilah rasa aman dan nyaman yang sesungguhnya. Maka marilah kita mencari rasa aman dan nyaman itu yang wajar, yang seadanya dan yang membantu kita mendapatkan kehidupan kekal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RETREAT TAHUNAN KAPAUSIN KUSTODI GENERAL SIBOLGA 2023

  Para saudara dina dari Ordo Kapusin Kustodi General Sibolga, pada tanggal 6 s/d 10 Noveember 2023, mengadakan retreat tahunan yang dilaksa...