Senin, 30 Desember 2013

Maria Bunda Allah

PENGANTAR
Tahun Masehi dimulai dan dirayakan pada tanggal 1 Januari, seminggu sesudah kelahiran Yesus. Secara liturgis hari ini masih termasuk dalam Oktaf Natal. Sebelum Konsili Vatikan II hari awal Tahun Baru Masehi dirayakan sebagai Pesta Sunat Yesus dan sebagai Pesta Nama Kudus Yesus. Sesudah KV II hari ini dirayakan sebagai Hari Raya Santa Maria Bunda Allah. Dan juga disebut sebagai Hari Doa Sedunia untuk Perdamaian. Kalau Gereja memberi pelbagai nama kepada Tahun Baru, bukankah itu suatu ajakan kepada kita sebagai orang Kristiani, untuk bukan hanya merayakan Tahun Baru secara profan lahiriah betapapun meriahnya, namun juga bahkan terutama sebagai Hari Raya Rohani?

HOMILI
Di dunia Bagian Timur pemberian nama kepada anak adalah ungkapan ciri khas pribadi, hidup dan perbuatan, yang diharapkan dari anak yang dilahirkan. Yesus dalam kata asli Ibrani atau Aramais berarti “Yahwe menyelamatkan”.

Sesudah Konsili Vatikan II pada tanggal 1 Januari selanjutnya setiap tahun dirayakan Hari Raya Bunda Maria Bunda Allah. Kata Maria berasal dari kata Ibrani Miriam, yang mungkin berasal dari kata Mesir, yang berarti “yang dikasihi”. Dalam kenyataannnya Maria adalah teladan pendengar asli sabda Allah. Ia menerima dan taat sepenuhnya akan sabda Allah, walaupun ia tidak tahu bagaimana sabda ilahi itu akan menjadi kenyataan. Maria tidak selalu mampu memahami sabda Allah itu lewat segenap hidup Yesus. Namun penuh kepercaya-an dan keyakinan Maria selalu setia akan jawabannya “Fiat”, “Terjadilah padaku”, yang disampaikannya kepada malaikat Gabriel. Maria selalu “menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya” (Luk 2:1). Baru sekitar tigapuluh tiga tahun di kemudian hari, pada hari Jumat siang di Kalvari, di kota Yerusalem, Maria dapat mengalami dan menghayati tanggung-jawabnya sepenuhnya atas “Fiat”, “Ya, terjadilah padaku” yang diucapkannya.

Maria adalah Bunda Yesus Penebus kita. Memang peranan Maria sebagai Bunda Penebus bukanlah peranannya sebagai Penebus itu sendiri. Namun seluruh umat manusia, kita semua ini, ditebus dan diselamatkan oleh Yesus berkat kerelaan dan kesediaan Maria menjadi Bunda Yesus sebagai manusia seperti kita!

Karena itulah Gereja mengajak kita umat kristiani pada awal tahun 2013 ini mengarahkan perhatian kita kepada Maria Bunda Allah, Bunda Yesus Kristus dan Bunda kita, agar ia menyertai kita dalam menempuh perjalanan hidup dan pelaksanaan tugas panggilan kita dengan sikap dasar hatinya: Fiat! Kita diajak untuk melangkah ke depan dengan kesediaan hidup dan bertindak seperti Maria!

Renungan ini diambil dari kumpulan Homili Mgr. FX. Hadisumarta O.Carm link: http://imankatolik.or.id/homili_mgr_hadisumarta_ocarm.html

Sergius Lay

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RETREAT TAHUNAN KAPAUSIN KUSTODI GENERAL SIBOLGA 2023

  Para saudara dina dari Ordo Kapusin Kustodi General Sibolga, pada tanggal 6 s/d 10 Noveember 2023, mengadakan retreat tahunan yang dilaksa...