Adven: Penantian, Pengharapan Dan Kegembiraan
Bacaan Pertama, Yesaya, 35,1-6°,10
Mazmur Tggpn, 146
Bacaan Kedua, Yak
5,7-10
Bacaan Injil, Matius 11,2-11
EXORDIUM:
Hari ini adalah hari Minggu penantian, pengharapan dan kegembiraan. Seluruh masa Adven adalah
masa penantian, doa, pengharapan, dan masa sukacita. Bagaimana dihadirkan bagi
kita pengharapan dan kegembiraan ini berdasarkan sabda Allah pada hari Minggu
ini?
CORPUS
Pengharapan dan kegembiraan itu nampak dari pewartaan
Nabi Yesaya kepada bangsa Israel (bangsa pilihan Tuhan) dalam bacaan pertama,
yang dilihat sebagai sumber kegembiraan itu. “Allah ikut campur tangan dan
menyelamatkan bangsa-Nya setelah sebuah periode sulit yaitu sebagai budak di
tanah pembuangan Babilonia serta situasi sulit yang sedang dikuasai atau
dijajah oleh bangsa-bangsa sekitar, seperti bangsa Asiria.
Bangsa pilihan ini akan kembali ke Sion (tanah terjanji)
dan Tuhan akan mengadili kepada semua orang. Dikatakan bahwa pada hari itu,
orang-orang jahat akan mendapat pembalasan dan umat terpilih mendapat pahala /
keberuntungan. Inilah bentuk jalan “keluaran” baru yang akan ditandai oleh
penyembuhan-penyembuhan ajaib, yang mempersiapkan keselamatan itu. Tuhan akan
datang memperkenalkan diri-Nya sendiri kepada bangsa pilihan-Nya serta menyelamatkan
mereka. Ini adalah sebuah kegembiraan dan sukacita besar, namun masih
dalam bentuk pengharapan dan penantian. Sukacita sejati itu belum secara penuh
kelihatan, namun Yesaya meminta kepada bangsa pilihan ini untuk terus berharap
dan membiarkan dirinya bertobat, kembali kepada jalan Allah, dan tidak hidup
semakin jauh dari nilai-nilai Kerajaan-Nya. Karena itu, berharaplah da bersukacitalah senantiasa, bahwa Allah akan
menyelamatkan dari segala penindasan, kesedihan dan tidak usah takut, sedih,
lemah lesu.
Apa yang
dikatakan oleh Nabi Yesaya tersebut, ditegaskan kembali oleh Matius pengarang
Injilnya melalui bacaan Injil hari ini, bahwa pengharapan akan sukacita itu telah ada dan telah hadir dalam diri
seorang yang lebih besar daripada Yohanes Pembaptis. Dan itu dinyatakan dalam
tanda-tanda yang mencengangkan, yang tidak pernah terjadi sebelumnya.
Tuhan
adalah setia, yang melaksanakan keadilan bagi yang tertindas, memberikan
makanan kepada yang lapar, membebaskan para tahanan, membuat orang buta
melihat, membuat jalan orang-orang yang jatuh, mencintai orang-orang benar dan
melindungi orang asing dan para janda, dan pemerintahannya adalah pemerintahan
kerajaan keadilan.
Seluruh
karakteristik ini ada dalam diri Yesus, dan karena ini didengar oleh Yohanes
Pembaptis, maka ia mengutus murid-muridnya untuk bertanya kepada Yesus, “apakah
DIAlah yang sedang dinanti-nantikan seperti yang dikatakan oleh Nabi Yesaya,
atau justru harus menantikan seorang lain lagi”? Dan di sinilah Yesus mulai
memperkenalkan diri-Nya sebagai seorang Anak Allah yang diwartakan oleh Yesaya
dan Yohanes Pembaptis. “Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu
lihat”. Dari sini Yesus memuji Yohanes dan memberikan gelar kepadanya sebagai
seorang utusan yang mendahului-Nya, seorang nabi besar yang belum pernah ada
sebelumnya, seorang yang datang lebih dahulu mempersiapkan jalan bagi-Nya; “Sesungguhnya
di Antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan, tidak pernah tampil seorang
yang lebih besar daripada Yohanes”. Namun di sisi lain, Yohanes juga memuji
kehadiran Yesus, bahwa Yesuslah yang lebih besar: “Akan datang seorang yang
lebih besar daripadaku; membuka tali kasut-Nyapun aku tidak layak”. Melihat
sikap Yesus dan Yohanes ini, kita dapat melihat bahwa Adven adalah masa penantian, pengharapan dan sukacita untuk saling
memuji, dan bukan untuk saling mengkritik.
Hal yang
sama juga dikatakan oleh Rasul Yakobus dalam bacaan kedua pada hari ini. Yakobus
menasihati agar umatnya harus bersabar hati, sebab hari kedatangan Tuhan sudah
mendekat. Tuhan yang adalah Hakim itu bukan hanya telah mendekat, tetapi justru
telah hadir. Karena itu selain berharap dan menanti kedatangan Hakim yang adil
itu, Yakobus mengajak umatnya untuk bersukacita. Tidak usah bersungut-sungut
dan saling mempersalahkan, tetapi bersukacitalah dan bergembiralah karena Tuhan
sudah dekat dan malah sudah ada di tengah-tengah kita. Karena itu, Adven ialah masa penantian, pengharapan dan
kegembiraan di dalam Tuhan.
CONCLUSIO
Masa Adven
ialah masa penantian, pengharapan dan sukacita. Bagaimanakah cara kita
menanti, bagaimanakah cara kita berharap, dan bagaimanakah cara kita bersuka
cita dalam mengisi masa Adven itu?
- Kita masih di Masa Adven. Karena masa Adven ialah masa menanti dan berharap, maka marilah kita sungguh-sungguh mengisinya dengan sebuah penantian dan pengharapan. Dalam menanti dan berharap, kita mempersiapkan diri dengan baik, membuat diri bertobat dulu dengan baik, baru nanti bersukacita di hari pesta kelahiran Tuhan. Karena itu jangan kita cepat-cepat dulu merayakan Natal, sebelum kita bertobat, sebelum kita menata ulang pola hidup, tingkah laku dan pemikiran menjadi baik. Tidak enak merayakan Natal, jika hati kita belum bertobat. Tidak enak memasang lampu natal di pojok ruangan rumah kalau masih ada ganjalan-ganjalan kebencian yang melekat di hati kepada sesama kita. Tidak enak mendendangkan lagu-lagu natal sementara hati kita masih menumpukkan sikap egoisme dan sikap serakah terhadap sesama. Adven ialah masa penantian, pengharapan dan sukacita.
- Relasi dan sikap mengutamakan orang lain sebagai yang lebih besar dan lebih penting menjadi contoh pertobatan sejati untuk kita. Dalam hidup, kita sulit memuji orang lain, kita sulit mengakui keunggulan orang lain, kita sulit melihat bahwa orang lain lebih hebat dari kita sendiri. Dalam Injil, Yesus memuji Yohanes bahwa “dari antara semua yang dilahirkan dari peremuan, tidak ada yang lebih besar dari Yohanes”, tetapi di sisi lain, Yohanes juga telah memuji Yesus bahwa “akan datang yang lebih besar dari padaku, membuka tali kasut-Nyapun aku tidak layak”. Di sini kita diajak untuk memberi pujian kepada orang, walau hasil kerjanya sangat kecil. Kita lebih cenderung mencela orang lain, membusukan orang lain, menjatuhkan orang lain. masa Adven ialah masa di mana kita saling membuat satu sama lain untuk bersukacita, bukan masa untuk membuat orang lain stress atau tertekan batin.
- Masa Adven ialah masa pengharapan, penantian dan sukacita. Suatu hari, Juliana menerima karangan bunga segar di kantornya. Kaget , karena tidak ada peringatan pada hari itu, atau hari ulang tahunnya atau alasan lain untuk merayakan, ia mulai bertanya-tanya siapa yang mengirim karangan bunga itu. Dia mencoba berpikir, menelusuri kembali semua orang yang mencintainya. Tidak ada. Setiap hari saling menatap wajah, orangtua, teman-teman, saudara/i, rekan-rekan kantor, dan mencoba mengungkap misteri itu, tapi ia tidak bisa menemukan alasan yang cukup baik mendapat jawaban. Pada malam hari , ketika ia kembali ke rumah, telepon berdering. Wow, itu Carla, teman masa kecilnya . Dia berkata, "Saya telah mengirim bunga kepada Anda, saya melihat Anda merasa tertekan kemarin, karena tidak ada tiket untuk penerbanganmu ke luar kota. Karena Anda saya lihat tertekan, maka saya mengirimkan Anda karangan bunga yang indah itu.
Telukdalam, 15 Desember 2013
PSL
Khotbah yang menarik Pastor. Bermanfaat.
BalasHapus